Advertisement
Bukan Sekedar Idola, Begini Loyalitas Kpopers di Indonesia
Minggu, 27 April 2025 20:22 WIB
Bukan Sekedar Idola, Begini Loyalitas Kpopers di Indonesia
Ilustrasi konser grup idol korea - source: Google

Semarang, 27 April 2025 — Fenomena Korean Wave atau yang lebih dikenal dengan istilah K-wave telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu budaya Korea Selatan yang paling banyak digemari adalah musiknya, yaitu K-pop, singkatan dari Korean Pop. Genre musik ini tidak hanya menawarkan lagu-lagu yang catchy, tetapi juga dikemas dengan visual menarik, konsep unik, serta koreografi yang energik dan kompak, sehingga mampu menarik perhatian berbagai kalangan, khususnya Gen Z.

Di Indonesia, popularitas K-pop berkembang pesat dan melahirkan komunitas penggemar yang sangat loyal, biasanya disebut sebagai Kpopers. Mereka tidak hanya menggemari musik para idolanya, tetapi juga mengikuti gaya berpakaian, make up, hingga gaya hidup yang dipopulerkan oleh para idol. Bagi banyak Kpopers, menjadi penggemar bukan sekadar tentang mendengarkan musik, melainkan bentuk dedikasi untuk mendukung idola mereka dalam berbagai aspek.

Loyalitas para Kpopers di Indonesia terlihat dalam berbagai bentuk, mulai dari membeli album fisik dan merchandise official, mengikuti konser baik di dalam maupun luar negeri, hingga mengadakan proyek-proyek khusus untuk mendukung para idol. Beberapa fans bahkan mengorganisasi kegiatan amal atas nama idolanya, menunjukkan bahwa dukungan mereka bukan hanya soal hiburan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan sekitar. Berdasarkan survei terhadap 45 penggemar di Indonesia yang saya lakukan, muncul gambaran jelas mengapa loyalitas ini begitu kuat dan bertahan lama.

Survei menunjukkan, sebanyak 35,6% responden berusia antara 31 hingga 25 tahun. Sebanyak 20% telah mengikuti K-Pop 4 sampai 6 tahun, dengan 68,9% di antaranya sudah lebih dari 6 tahun menjadi penggemar setia K-pop.



Kualitas musik dan visual idola menjadi faktor paling dominan dalam membangun loyalitas, diikuti oleh fan service yang diberikan oleh para idol, serta kisah perjuangan mereka sebelum debut. Dalam skala pengaruh 1–5, lebih dari 50% responden memberikan nilai 5 untuk kualitas musik K-pop sebagai alasan utama mereka bertahan sebagai fans.



Dalam hal konsumsi konten, lebih dari 50% responden menyatakan bahwa mereka mengikuti berita tentang idola mereka setiap hari, dengan Twitter/X sebagai platform utama mereka sebagai media untuk mengikuti perkembangan idol K-pop.



Loyalitas Kpopers tidak hanya sebatas dukungan emosional, tetapi juga nyata dalam bentuk pengeluaran finansial. Survei menunjukkan bahwa lebih dari 70% responden pernah membeli merchandise resmi seperti album, lightstick, photocard, hingga merchandise yang lain. Dari mereka yang membeli, lebih dari 30% responden mengaku telah menghabiskan lebih dari Rp 5 juta hanya untuk merchandise resmi.



Ketika ditanya alasan membeli merchandise official, sebagian besar memilih jawaban, “Sebagai investasi koleksi pribadi,” disusul dengan alasan “Karena merchandise official lebih berkualitas.” Salah satu responden bahkan menuliskan, “Nonton konser dan beli merchandise official itu bukan cuma soal denger lagu, tapi merasakan atmosfer, energi, dan koneksi langsung antara fans dan idol. Rasanya kayak mimpi yang hidup, semua usaha, waktu, dan uang seolah langsung terbayar dalam satu malam.”



Selain merchandise, menghadiri konser atau fan meeting juga menjadi prioritas bagi banyak KPopers. Sekitar 64.4% responden mengaku pernah hadir di konser idola mereka lebih dari sekali, bahkan rela menabung dalam jangka panjang demi pengalaman tersebut. Salah satu responden bahkan yang menuliskan, “Motivasi utama aku buat ngeluarin uang dan waktu buat nonton konser atau event K-Pop itu karena aku ngerasa ada koneksi emosional yang kuat sama musik dan idolanya. Setiap kali mereka nyanyi atau tampil, rasanya kayak ada energi yang ngangkat aku, bikin aku lupa sejenak sama stres dan beratnya hidup. Selain itu, bisa ngerasain langsung atmosfer konser, ngeliat mereka dari dekat, itu pengalaman yang nggak bisa aku dapetin di tempat lain. Itu kayak hadiah buat diri aku sendiri, yang bikin hati seneng dan semangat lagi. Dan cuma di konser aku bisa teriak dan nangis tanpa malu, bener-bener bebas ekspresiin diri.”



Fandom Sebagai Keluarga Kedua


Salah satu temuan menarik dari survei ini adalah persepsi fandom sebagai “keluarga kedua.” Mereka merasa komunitas fandom memberikan rasa memiliki, persahabatan, dan dukungan emosional. Aktivitas kolektif seperti donasi atas nama idol, proyek iklan ulang tahun, hingga mengadakan event untuk para Kpopers menjadi bagian dari solidaritas ini.


Seorang responden menuliskan, “Menurut saya, fandom K-Pop itu beda karena loyalitas mereka bukan cuma ke musiknya, tapi juga ke idol-nya sebagai pribadi. Fandom K-Pop sering mendukung idola dari awal debut sampai puluhan tahun kemudian, bukan hanya karena karya, tapi juga karena perjalanan hidup idol tersebut. Ada rasa emosional dan komunitas yang sangat kuat, yang jarang saya temui di fandom musik lain. Doing charity or any humanism activities to celebrate idol's birthday. I dont think other music fandom do that.”


Dari hasil survei ini jelas terlihat bahwa loyalitas penggemar K-Pop di Indonesia bukan hanya didasari oleh ketertarikan pada musik semata. Ia melibatkan faktor-faktor psikologis, emosional, sosial, bahkan ekonomi. Musik K-Pop bagi mereka sendiri adalah sumber semangat, hiburan, bentuk ekspresi diri, dan jalan untuk membangun komunitas yang positif.


Fenomena ini menunjukkan betapa dalamnya pengaruh budaya pop Korea di Indonesia dan bagaimana sebuah industri kreatif bisa membangun loyalitas yang kokoh melampaui batas bahasa, jarak, dan budaya.


Mayrisha Rizqi Riftitama, Mahasiswa Sastra Inggris — Universitas Negeri Semarang

Tags:
Kpop
Share: