Tingkat Tertinggi Iman Seseorang Menurut Gus Baha, Dilihat Dari Cara Menerima Ketentuan Qada dan Qadar Allah

4 August 2024
tingkat tertinggi iman seseorang menurut gus baha

Kanal9.id- Dikenal dengan ceramah-cemarah yang menginspirasi Ulama kondang asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, yang akrab disapa Gus Baha, membahas tentang tingkat tertinggi keimanan seseorang dan pentingnya manusia belajar dari takdir dan keterbatasan mereka.

Dikutip dari ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa tingkat tertinggi keimanan manusia terletak pada kemampuan untuk mengelola kegagalan dan menerima qada dan qadar, atau ketentuan Allah.

Kh Ahmad Bahauddin Nursalim mengutip perkataan Mbah Maemun seorang ayah dari Gus Yasin yang sering menceritakan kepadanya tentang tingkatan iman tertinggi adalah iman kepada qada dan qadar. Simak sampai selesai.

Tingkat Tertinggi Iman Seseorang Menurut Gus Baha

Menurut Gus Baha, kemampuan untuk menerima qada dan qadar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi lebih kepada sikap tawakal setelah berikhtiar.

BACA JUGA : https://kanal9.id/cara-mudah-masuk-surga-menurut-gus-baha-amal-saja-tidak-cukup.16470.html#google_vignette

"Kita tetap harus berusaha, tapi hasil akhirnya adalah kehendak Allah," jelasnya. Ia mengingatkan bahwa setiap manusia memiliki peran untuk berusaha sebaik mungkin dalam kehidupan, namun harus tetap menyadari bahwa tidak semua hasil sesuai dengan keinginan kita.

Gus Baha juga mengajak umat untuk merenungkan bahwa setiap kegagalan dan kesuksesan adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar.

"Kegagalan itu bukan akhir, tapi bagian dari proses yang harus kita lewati," ungkapnya. Menurutnya, memahami dan menerima kenyataan ini adalah bentuk kebijaksanaan dan kematangan spiritual.

Dalam perspektif Gus Baha, menerima takdir dengan lapang dada adalah salah satu cara untuk mencapai ketenangan jiwa. "Ketika kita bisa menerima apa yang sudah digariskan, hati kita akan lebih tenang," katanya.

Ia menambahkan bahwa ketenangan ini penting untuk menjaga kesehatan mental dan spiritual di tengah berbagai tantangan hidup.

BACA JUGA : https://kanal9.id/gus-baha-sebut-sedekah-gak-perlu-banyak-ini-maksudnya.16409.html

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan spiritual dalam membantu seseorang memahami dan menerima qada dan qadar. "Pendidikan agama yang baik akan membantu kita memahami konsep ini dengan lebih baik," ujar Gus Baha.

Ia menyarankan agar umat terus belajar dan mendalami ilmu agama agar dapat menghadapai hidup dengan lebih bijaksana.

Gus Baha mengingatkan bahwa memahami dan menerima qada dan qadar juga berarti mempercayai bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya.

"Tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan Allah," tegasnya, mengajak umat untuk mempercayai bahwa setiap peristiwa dalam hidup memiliki hikmah dan pelajaran.

Dalam ceramahnya, Gus Baha juga menyoroti pentingnya berdoa dan berserah diri kepada Allah dalam setiap situasi. "Berdoa adalah bentuk pengakuan kita akan kelemahan dan ketergantungan kita kepada Allah," jelasnya.

BACA JUGA : https://kanal9.id/kata-gus-baha-muslim-masuk-neraka-itu-aneh-kita-sudah-pegang-kunci-surga.16383.html#google_vignette

Ia menekankan bahwa doa bukan hanya sekadar permintaan, tetapi juga wujud dari penyerahan diri dan tawakal. Mengakhiri ceramahnya, Gus Baha mengajak umat untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan, baik dalam kesuksesan maupun kegagalan.

"Syukur itu kunci kebahagiaan," katanya. Menurutnya, dengan bersyukur, seseorang dapat melihat sisi positif dari setiap situasi dan merasakan kedamaian dalam hati.

Gus Baha juga menyarankan agar umat menjadikan penerimaan qada dan qadar sebagai landasan dalam membangun hubungan yang harmonis dengan sesama.

"Ketika kita bisa menerima takdir kita, kita juga akan lebih mudah menerima kekurangan orang lain," katanya. Hal ini, menurutnya, adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling memahami.

Pesan Gus Baha ini penting dalam konteks kehidupan modern yang seringkali penuh dengan tekanan dan ekspektasi tinggi.

Ia mengingatkan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan sejati bukan hanya diukur dari pencapaian duniawi, tetapi juga dari kedamaian jiwa dan penerimaan terhadap ketetapan Allah.

Ceramah ini memberikan pandangan yang mendalam dan inspiratif tentang bagaimana kita sebagai manusia dapat menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan, menerima segala takdir dengan lapang dada, dan tetap berusaha yang terbaik dalam segala hal.

Demikian informasi mengenai tingkat tertinggi keimanan seseorang. Semoga bermanfaat.

Kontributor:

Terkait